Menjaga Lingkungan dari Pencemaran Limbah Batik
By
Gugus, on June 30th, 2012
Meski batik mengundang decak kagum dan telah dinyatakan
sebagai salah satu warisan budaya oleh UNSECO PBB. Meski demikian, ada masalah
lain yang memang perlu dihadapi terkait proses pembuatan batik itu sendiri.
Seperti yang telah diketahui, dalam proses pembuatan batik, selain dikenal
dengan proses membatik, ada proses lain yang juga memiliki peran penting, yakni
proses pewarnaan. Dalam proses ini, tidak jarang para pembatik menggunakan
berbagai warna kimia yang rupanya berbahaya terhadap lingkungan bila menjadi
limbah. Berbeda dengan pewarna yang sifatnya alam, pewarna kimia memiliki efek
yang sangat berbahaya terhadap lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Hal
ini memang banyak terjadi di industry pembuatan batik. Tidak sedikit para
pembatik yang membuang limbah warna tersebut ke tempat-tempat yang tidak
semestinya, misalnya saja, ke selokan, kolam dll. Hal ini jelas akan merusak
ekosistem air yang hidup di tempat-tempat tersebut. Karena dalam limbah
tersebut terdapat beragam unsure kimia seperti BOD dan unsure kimia bernama B3.
Unsur-unsur tersebut memang tidak dapat diuraikan oleh air dan mikroorganisme.
Sebagai contoh Pekalongan. Kota ini memang sangat terkenal
sebagai Kota Batik, tak heran banyak batik dan limbah batik yang juga
dihasilkan oleh Pekalongan. Dalam catatan Dinas Lingkungan, para pembatik
sendiri memang kerap kali menggunakan sumur dan sungai untuk mencuci batik,
akibatnya sungai dan sumur yang ada di wilayah tersebut mengalami pencemaran.
Dampaknya tentunya ke warga sekitar yang tinggal di wilayah sungai tersebut.
Belum lagi di kampung batik kauman yang juga merupakan salah satu wilayah
penghasil batik terbesar di Solo setelah laweyan, tentu memiliki limbah batik
yang jumlahnya sangat banyak. Apalagi di wilayah tersebut sistem pengairan dan
drainase memang kurang bisa dikatakan baik. Melihat kondisi tersebut, banyak
hal yang perlu diperhatikan oleh para pengrajin. Sehingga tidak serta merta
mengejar kepentingan ekonomi, namun juga harus memikirkan aspek lingkungan.
Salah satunya bisa melalui remediasi dengan membersihkan racun yang telah
mencemari lingkungan. Saat inipun, pengolahan limbah sudah dapat dilakukan
dengan alat bernama elektrolit berupa garam dan arus listrik. Penggnaan alat
yang ditemukan oleh salah seorang Dosen kimia UII ini bisa menjadi salah satu
alternative cara membuat air limbah yang semula keruh dapat kembali jernih.
Kalau bukan kita yang menjaga lingkungan, siapa lagi?
http://www.medogh.com/blog/artikel-batik/menjaga-lingkungan-dari-pencemaran-limbah-batik/
Diposting oleh Unknown di 19.57
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar